Bisnis.com, MALANG — Penjualan eceran pada September 2022 diprakirakan tumbuh positif sebesar 4,57 persen (mtm), sedikit termoderasi jika dibandingkan dengan realisasi pada bulan Agustus 2022 yang tercatat sebesar 7,04 persen (mtm) mengacu hasil pelaksanaan Survei Penjualan Eceran (SPE) Bank Indonesia Malang.
Kepala Perwakilan BI Malang, Samsun Hadi, mengatakan prakiraan pertumbuhan omzet penjualan secara bulanan terjadi pada top three kelompok komoditas dengan peningkatan tertinggi antara lain, kelompok kendaraan yang tercatat tumbuh sebesar 9,75 persen (mtm).
“Pertumbuhan ini lebih sedikit lebih rendah jika dibandingkan dengan realisasi bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 11,52 persen (mtm),” ujarnya, Senin (3/10/2022).
Perbaikan tertinggi disumbang oleh subsektor motor sebesar 11,79 persen (mtm). Responden SPE mengkonfirmasi bahwa adanya krisis chip semikonduktor yang melanda industri otomotif cukup menghambat kinerja penjualan.
Hal ini berdampak pada pembelian motor baru jenis matic yang memerlukan sistem inden. Meski demikian, saat ini isu terkait kelangkaan chip tersebut berangsur membaik sehingga responden SPE pada bulan September dapat melakukan pendistribusian motor kembali kepada konsumen dan berdampak pada perbaikan omzet penjualan.
Selanjutnya, kategori kelompok bahan bakar kendaraan bermotor tercatat di level 6,02 persen (mtm), meningkat jika dibandingkan dengan realisasi bulan Agustus 2022 yang tumbuh sebesar 2,49 persen (mtm).
Baca Juga
Sub sektor pertalite memberikan pengaruh perbaikan tertinggi sebesar 6,29 persen (mtm). Hal tersebut dipengaruhi oleh kenaikan harga BBM jenis pertalite, pertamax dan solar pada awal September 2022 yang berpengaruh pada perubahan pola konsumsi masyarakat. Pemakai BBM pertamax beralih ke pertalite yang lebih ekonomis.
Selain itu, kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya diprakirakan membaik di level 4,23 persen (mtm), meningkat jika dibandingkan dengan realisasi di bulan sebelumnya sebesar 2,67 persen (mtm).
Perbaikan pada kelompok komoditas ini disumbang oleh sub sektor perabot rumah tangga sebesar 9,98 persen (mtm). Hal tersebut dipengaruhi oleh banyaknya ragam promo dan diskon.
“Dari sisi harga, tekanan inflasi pada bulan September 2022 diprakirakan masih sejalan dengan target sasaran inflasi 2022,” ucapnya.
KPw Bank Indonesia Malang, dia menegaskan, terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah daerah, guna menjaga inflasi sesuai kisaran targetnya.
Ekonom dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso, menilai menjaga daya beli melalui berbagai kebijakan bansos tidaklah cukup untuk mengantisipasi lonjakan harga secara umum, khususnya pangan.
Skema subsidi transportasi, menurut dia, menjadi kunci untuk tetap menjaga harga pangan stabil. Ancaman tekanan inflasi tidak hanya dari pangan tetapi potensi komoditas lainya juga terbuka karena kelangkaan pasokan bahan Baku Luar negeri.
“Hal ini disebabkan oleh agresi Rusia yang berkepanjangan, selain itu resesi ekonomi juga terus mengancam, sehingga memperkokoh fondasi ekonomi domestik menjadi sebuah keharusan,” kata Joko yang juga Peneliti Senior Pusat Penelitian Kebijakan Ekonomi FEB UB itu.(K24)