Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gagal Panen Picu Pergerakan Harga Cabai di Malang

Inflasi terbesar Kota Malang didorong oleh kenaikan harga komoditas telur ayam ras, bawang merah, cabai merah, cabai rawit, dan minyak goreng.
Pedagang memilah cabai merah dan cabai rawit di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Senin (5/2/2024)./Bisnis-Himawan L Nugraha.
Pedagang memilah cabai merah dan cabai rawit di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Senin (5/2/2024)./Bisnis-Himawan L Nugraha.

Bisnis.com, MALANG — Inflasi yang relatif terjaga rendah di Kota Malang pada 2024 yang mencapai 1,36% karena adanya koordinasi yang solid.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malang, Febrina, mengatakan khusus Desember 2024, tekanan inflasi Kota Malang pada Desember 2024 tercatat masih terkendali. Hal ini tidak terlepas dari koordinasi solid yang dilakukan TPID yang diwujudkan melalui sinergi kolaboratif dalam pengendalian inflasi, a.l, pelaksanaan HLM TPID tanggal 17 Desember 2024 dalam rangka menjaga stabilitas harga komoditas menjelang Natal Tahun 2024 dan Tahun Baru 2025.

“Sidak pasar bersama Menteri Perdagangan pada tanggal 19 Desember 2024 untuk pemantauan harga dan stok barang kebutuhan pokok dan penting (Bapokting) menjelang Nataru 2024,” ucapnya, Jumat (3/1/2025).

Selain itu, kata dia, pembuatan iklan layanan masyarakat imbauan belanja bijak menjelang momen Nataru 2024; Pelaksanaan GPM pada tanggal 2-13 Desember 2024 pada 10 titik di wilayah Kota Malang.

Pemantauan harga bahan pangan pokok selama bulan Desember 2024; dan Rakor rutin mingguan pengendalian inflasi bersama Kemendagri selama Desember 2024. 

Pada Desember 2024, kata dia, Kota Malang mengalami inflasi bulanan sebesar 0,46% (mtm) meningkat dibanding bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,24% (mtm). Dengan capaian tersebut, Kota Malang tercatat mengalami inflasi tahunan sebesar 1,36% (yoy/ytd).

Menurutnya, inflasi periode Desember 2024 terutama didorong oleh kenaikan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil 0,40% (mtm), kelompok pakaian dan alas kaki dengan andil 0,02% (mtm), kelompok penyediaan makanan dan minuman atau restoran dengan andil 0,02% (mtm), kelompok transportasi dengan andil 0,01% (mtm), dan kelompok rekreasi, olahraga dan budaya dengan andil 0,01% (mtm).

Berdasarkan komoditas penyebabnya, inflasi terbesar Kota Malang didorong oleh kenaikan harga komoditas telur ayam ras, bawang merah, cabai merah, cabai rawit, dan minyak goreng masing-masing dengan andil 0,10%, 0,09%, 0,06%, 0,06%, dan 0,02% (mtm). 

Kenaikan harga telur ayam ras turut didorong oleh peningkatan permintaan pada momen Nataru, sedangkan  kenaikan harga bawang merah terjadi seiring dengan telah usainya masa panen yang mempengaruhi jumlah pasokan. 

Selanjutnya kenaikan harga cabai merah dan cabai rawit lebih disebabkan oleh tingginya curah hujan sehingga banyak petani gagal panen dan mempengaruhi pasokan. Di sisi lain, peningkatan komoditas minyak goreng dipicu oleh peningkatan harga CPO dunia serta berakhirnya DMO yang berdampak pada kenaikan harga minyak curah.

Inflasi yang lebih tinggi, kata dia,  tertahan oleh deflasi pada komoditas alpukat, daging ayam ras, emas perhiasan, beras dan kentang masing-masing dengan andil -0,01% (mtm). Penurunan harga komoditas beras terjadi seiring stok yang memadai di pasar.

Adapun penurunan harga daging ayam ras terjadi seiring terjadinya overstock populasi ayam. Sementara penurunan harga komoditas emas perhiasan berlangsung seiring dengan turunnya harga komoditas emas dunia. (K24)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Choirul Anam
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper