Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PMK Mengancam, Koperasi Desak Pemerintah Lanjutkan Vaksinasi

Koperasi Peternakan Sapi Perah (KPSP) Setia Kawan, Nongkojajar, Kab. Pasuruan, mendesak pemerintah melanjutkan program vaksinasi.
Pekerja memerah susu sapi di peternakan Mahesa Perkasa di Depok, Jawa Barat./Bisnis-Himawan L Nugraha.
Pekerja memerah susu sapi di peternakan Mahesa Perkasa di Depok, Jawa Barat./Bisnis-Himawan L Nugraha.

Bisnis.com, MALANG — Koperasi Peternakan Sapi Perah (KPSP) Setia Kawan, Nongkojajar, Kab. Pasuruan, mendesak pemerintah melanjutkan program vaksinasi berkaitan dengan ancaman munculnya penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan berkuku belah atau genap, seperti sapi.

Ketua KPSP Setia Kawan, Nongkojajar, Pasuruan, Sulistyanto, mengatakan sampai saat ini belum ada laporan dari anggota terkait dengan sapi milik mereka yang totalnya 21.000 terserang PMK. “Relatif amannya sapi milik anggota dari anggota karena relatif sudah imun karena telah divaksin sejak 2022 lalu,” ujarnya, Selasa (7/1/2024).

Pemberian vaksin pada sapi perah itu terus dilakukan secara kontinyu. Vaksin diberikan dua kali setahun dan satu kali booster.

Namun dia khawatir, di tengah merebaknya kembali kasus PMK, justru tidak ada kepastian pemberian vaksin pada sapi tahun ini.

Kementan dan Dinas Peternakan Provinsi, kata dia, memang telah rapat membahas masalah tersebut, namun masih belum ada keputusan final.

Dia berharap, pemberian vaksin secara gratis diteruskan sampai 2030 untuk mencapai kekebalan sempurna.

Jika dibebankan kepada peternak maupun koperasi, dia menilai, maka cukup berat. Hal itu terjadi karena dampak ekonomi dari PMK sangat memberatkan peternak dan koperasi.

Seperti di KPSP Setia Kawan, banyak sapi perah mati. Populasi sapi perah milik anjlok jadi sekitar 19.000 ekor dari sebelumnya 25.000 ekor.  Begitu juga dengan produksi susu, yang sebelum PMK mencapai 130 ton/hari, waktu masa wabah turun menjadi 60-70 ton/hari saja.

“Sekarang ini, peternak mulai bangkit. Kepemilikan sapi sudah mencapai sekitar 25.000 ekor, sedangkan produksinya sudah mendekati 100 ton/hari,” ujarnya.

Untuk mencapai kondisi seperti itu, kata dia, peternak berupaya keras dengan memberi makan sapi yang berkualitas agar produksi susunya bisa banyak.

“Karena itulah, beban peternak sudah berat dan akan bertambah berat jika ditambah harus membeli vaksin jika tidak ada bantuan dari pemerintah,” ujarnya.

Pemberian bantuan vaksin kepada peternak, ujar Sulistyanto, juga dengan pertimbangan pemberantasan PMK bisa tuntas dan menyeluruh. Jika pemberian vaksin diserahkan kepada peternak maupun koperasi, maka khawatirnya mereka tidak disiplin. Mereka tidak memberikan sapi dengan vaksin maupun booster dengan alasan tidak ada dana.

Pemberantasan PMK, dia meyakinkan, sangat penting tidak hanya bagi peternak tapi juga negara. Jika PMK tidak berhasil diberantas tuntas, maka khawatirnya produk-produk ekspor dari Indonesia berupa akan ditolak pasar dunia. (K24)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Choirul Anam
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper