Bisnis.com, MALANG—Penyaluran dana perbankan di wilayah kerja OJK Malang tumbuh double digit sebesar 11,58% yoy, yakni Rp107,12 triliun yang utamanya ditopang oleh pertumbuhan kredit investasi sebesar 18,75% dan kredit UMKM sebesar 3,76% sampai dengan Mei 2025.
Kepala OJK Malang Farid Faletehan mengatakan peningkatan fungsi intermediasi tersebut mendorong kenaikan LDR secara yoy sebesar 7,44%.
“Risiko kredit secara yoy meningkat, tercermin dari peningkatan rasio NPL dari 2,59% pada bulan Mei 2024 menjadi 2,83% pada Mei 2025,” katanya, Rabu (23/7/2025).
Aset perbankan yang berlokasi di 7 wilayah kerja KOJK Malang, yakni Kota Malang, Kota Batu, Kab. Malang, Kota/Kab. Probolinggo, dan Kota/Kab. Pasuruan, secara yoy tumbuh 8,50%, mencapai Rp175,57 triliun per 31 Mei 2025.
Perbankan dimaksud terdiri atas 35 entitas Bank Umum Konvensional (BUK), 6 Bank Umum Syariah (BUS), 50 BPR, dan 6 BPRS.
Berdasarkan kelompok jenis bank dan jenis usaha, secara nominal, pertumbuhan aset perbankan di wilayah kerja KOJK Malang masih didorong oleh BUK yang tumbuh secara yoy sebesar 8,43% atau meningkat sebesar Rp13,75 triliun. Konsentrasi penyebaran aset BUK dan BUS sendiri masih terpusat di Kota Malang yaitu masing-masing sebesar 75,71% dan 77,17% sedangkan konsentrasi penyebaran aset BPR dan BPRS terpusat di Kabupaten Malang yaitu masing-masing sebesar 42,07% dan 56,84%.
Baca Juga
Sumber pendanaan utama bank yang berupa Dana Pihak Ketiga (DPK) secara yoy menunjukkan pertumbuhan positif yakni sebesar 3,75% atau mencapai Rp101,16 triliun per 31 Mei 2025.
Terkait dengan pemberantasan perjudian daring yang berdampak luas pada perekonomian dan sektor keuangan, dia menegaskan, OJK telah meminta Bank untuk melakukan pemblokiran terhadap ±17.026 rekening dari data yang disampaikan oleh Kementerian Komunikasi dan Digital.
Juga, melakukan pengembangan atas laporan tersebut dengan meminta perbankan melakukan penutupan rekening yang memiliki kesesuaian dengan Nomor Identitas Kependudukan serta melakukan Enhance Due Diligence (EDD).
Bank juga diminta untuk meningkatkan upaya penanganan perjudian daring dan kejahatan keuangan lainnya secara lebih intensif antara lain memantau rekening dormant agar tidak digunakan untuk kejahatan keuangan dan meningkatkan efektivitas perbankan dalam menangani jual beli rekening, melaporkan sebagai “Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (LTKM) kepada PPATK atas penggunaan rekening oleh terduga pelaku kejahatan, menganalisis aliran dana dan cyber patrol atas penyalahgunaan rekening dan logo masing-masing bank di dunia maya,” ucapnya.
Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso, menilai peningkatan penyeluran kredit yang mulii meningkat pada Mei menjadi pertanda positif setelah di periode sebelumnya sempat mengalami moderasi.
Menurutnya, sejumlah isu positif dalam upaya menggerakan perekonomian seperti peluncuran bansos dapat berpengaruh pada peningkatan permintaan sehingga berdampak pada produksi, dimana peningkatan produksi membutuhkan tambahan suntikan permodalan.
Joko menilai pula, kenaikan penyaluran kredit dibarengi dengan peningkatan resiko kredit wajar terjadi, namun hal ini masih dalam batas wajar karena proporsi peningkatan resiko kredit lebih rendah dibandingkan dengan peningkatan penyaluran kredit.
Data menunjukkan secara yoy pertumbuhan kredit sebesar 11,58% sedangkan peningkatan resiko kredit hanya sekitar 0,5%. Meskipun demikian, aspek mikro prudential tetap harus dijaga oleh seluruh perbankan untuk menghindari peningkatan risiko kredit.
“Selain itu, upaya-upaya sinergi peningkatan literasi keuangan yng telah dilakukan oleh BI, OJK, dan pemda serta organisasi kemasyarakatan dan keagamaan terus dilakukan secara berkelanjutan agar masyarakat terhindar dari scamming pembiayaan dan ketagihan terhadap praktik judi on line yang akan menjerumuskan masyarakat ke jurang kefakiran.” Ucap Joko yang juga Peneliti Senior Pusat Penelitian Kebijakan Ekonomi FEB UB itu. (K24)