Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja IHT Menurun, Tembakau Temanggung Tidak Terserap Pasar

Tembakau Temanggung tidak terserap produsen rokok golongan I berkaitan dengan menurunnya kinerja IHT yang turun tajam.
Bupati Temanggung, Jawa Tengah, Agus Setyawan (kanan) bertukar cinderamata dengan Ketua Formasi, Heri Susianto, pada Silaturahmi dan Sarasehan tentang Ekosistem Pertembakauan dengan Bupati Temanggung di Malang, Rabu (4/6/2025) / Bisnis-Choirul Anam
Bupati Temanggung, Jawa Tengah, Agus Setyawan (kanan) bertukar cinderamata dengan Ketua Formasi, Heri Susianto, pada Silaturahmi dan Sarasehan tentang Ekosistem Pertembakauan dengan Bupati Temanggung di Malang, Rabu (4/6/2025) / Bisnis-Choirul Anam

Bisnis.com, MALANG — Tembakau Temanggung tidak terserap produsen rokok golongan I berkaitan dengan menurunnya kinerja Industri Hasil Tembakau (IHT) yang turun tajam bersamaan dengan ketatnya regulasi dan merajalelanya peredaran rokok ilegal.

Bupati Temanggung, Jawa Tengah, Agus Setyawan, mengatakan dengan tidak terserapnya tembakau Temanggung, maka pasokan tembakau tersebut melimpah di pasar.

Dampaknya, sesuai dengan hukum ekonomi, terjadi ketimpangan antara permintaan dan pasokan. Harga anjlok karena tingginya jumlah pasokan.

"Harga tembakau Temanggung turun tajam, terjun bebas, bersamaan dengan turunnya kinerja Industri Hasil Tembakau (IHT)," ucap Agus Setyawan di sela-sela Silaturahmi dan Sarasehan tentang Ekosistem Pertembakauan dengan Bupati Temanggung di Malang, Rabu (4/6/2025).

Menurutnya, produksi tembakau daerah tersebut mencapai 11.000 ton/tahun. Jika ditambah dengan produksi tembakau dari Boyolali, Wonosobo, Magelang, dan Kendal, total produksi mencapai 19.000 ton-21.000 ton/tahun. BEP (Break Even Point) tembakau Temanggung antara Rp65.000-Rp100.000/kg.

Jika iklim IHT masih baik seperti 20 tahun yang lalu, kata dia, petani dapat menjual harga rokok di atas BEP. Dengan demikian, petani dapat memperoleh untung dan hidup sejahtera.

Namun, penurunan kinerja IHT, terutama golongan I, membuat petani sulit menjual tembakau dengan harga yang baik. Jika direratakan, harga jual tembakau di bawah Rp75.000/kg.

Dengan harga sebesar itu banyak petani yang memperoleh kerugian, atau setidaknya penghasilannya sangat mepet.

Agus menilai bahwa kunci agar daya serap tembakau membaik adalah pemerintah membuat perubahan dalam iklim industri. Regulasi-regulasi yang ada jangan sampai memberatkan IHT sehingga berdampak penurunan kinerja.

Dia mencontohkan regulasi yang memberikan ruang gerak pada IHT untuk dapat berkembang, yakni soal tarif cukai dan Harga Jual Eceran (HJE) yang longgar. 

Dengan kondisi iklim bisnis IHT yang seperti saat ini, selain tarif HJE dan cukai diturunkan setidaknya ada moratorium sehingga membuat industri bisa bernafas dan berkembang.

Pemerintah juga perlu ada sikap berpihakan pada petani tembakau. Contohnya, memberikan program afirmasi dengan memberikan bantuan pupuk bersubsidi bagi petani tembakau yang nasibnya tengah terpuruk.

Menyikapi itu hal itu, Priyo, dari PR Anak Sakti, meminta perhatian petani agar menjaga kualitas tembakau. Jangan sampai tembakau-tembakau Temanggung dicampur dengan tembakau daerah lain.

"Selain itu, jangan pula tembakau disemprot dengan gula," ujarnya.

Agus Susanto, dari PR Cakra, menilai perdagangan tembakau langsung antara petani dan pabrikan bagus untuk menekan harga.

Dengan sistem perdagagan seperti, maka berarti memutus mata rantai perdagangan menjadi lebih efisien.

Namun dia mengingatkan petani bahwa saat ini tengah terjadi perubahan preferensi perokok yang tidak melulu mengandalkan aroma dan taste yang bagus seperti tembakau Temanggung dengan menggunakan filter beraroma.

Dengan adanya regulasi yang semakin ketat terhadap IHT, ada pula PR yang menggunakan bahan substitusi tembakau dengan menggunakan daun talas sehingga bisa terbebas dari kewajiban membayar cukai.

Dia juga minta ekosistem IHT mewaspadai dicampurnya ketentuan mengenai tar dan nikotin. Ini akan semakin memberatkan pelaku IHT jika diterapkan.

Harijanto, dari PR Grendel, menilai berkurangnya permintaan tembakau Temanggung dipengaruhi juga karena kebijakan impor tembakau. Karena itulah, kebijakan perlu diperketat agar tidak mematikan petani tembakau nasional.

Ketua Forum Masyarakat Industri Rokok Seluruh Indonesia (Formasi), Heri Susianto, bersedia menjadi fasilitator perdagangan tembakau Temanggung dan tidak mengambil keuntungan sama sekali.

Agus Setyawan menilai positif usulan tersebut. Terkait impor, sewaktu dia menjadi Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia sebenarnya sudah mengajukan usulan ke pemerintah dan sudah ada regulasinya. Problemnya ada pada sisi kesungguhan pemerintah untuk mengimplementasikan.

Terkait perdagangan tembakau, dia memerintahkan Asisten Bidang Perekonomian untuk menjadi fasilitator petani dalam penjualan tembakau Temanggung ke pelaku IHT.

Terkait dengan praktik pencampuran tembakau Temanggung dengan tembakau lain serta penggunaan gula, dia minta petani melakukan introspeksi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Choirul Anam
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper